Sabtu, 11 Mei 2013

INOVASI DALAM PENDIDIKAN


 Perkembangan Pendidikan
Tidak bisa diragukan lagi bahwasanya manusia tak akan terlepas dengan mengeksplorasi segala sumber daya yang dimilikinya. Dengan cara mencurahkan segala daya dan kemampuanya untuk selalu berinofasi menemukan sesuatu yang baru yang dapat membantu hidupnya menjadi lebih baik. Jika manusia tidak menggali segala kemampuanya maka ia akan tertinggal bahkan tergerus oleh zaman yang selalu berkembang.
Dalam dunia pendidikan Inovasi adalah hal yang mutlak dilakukan karena tanpa inovasi akan terjadi kemandekan pada dunia pendidikan yang kemudian berimbas pada pada elemen-elemen kehidupan yang lain seperti politik, ekonomi, social dan lain-lain.
 Pengertian Inovasi Pendidikan
Berbicara mengenai inovasi (pembaharuan) mengingatkan kita pada istilah invention dan discovery.Invention adalah penemuan sesuatu yang benar-benar baru artinya hasil karya manuasia.Discovery adalah penemuan sesuatu (benda yang sebenarnya telah ada sebelumnya.Dengan demikian, inovasi dapat diartikan usaha menemukan benda yang baru dengan jalan melakukan kegiatan (usaha) invention dan discovery.Dalam kaitan ini Ibrahim (1989) mengatakan bahwa inovasi adalah penemuan yang dapat berupa sesuatu ide, barang, kejadian, metode yang diamati sebagai sesuatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat).Maka dapat ditarik kesimpulan Ibahwa Inovasi pendidikan adalah penemuan yang dapat berupa sesuatu ide, barang, kejadian, metode yang diamati sebagai sesuatu hal yang baru bagi dunia pendidkan. Contoh bidangnya adalah Managerial, Teknologi, dan Kurikulum Inovasi yang berbentuk metode dapat berdampak pada perbaikan, meningkatkan kualitas pendidikan serta sebagai alat atau cara baru dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam kegiatan pendidikan. Dengan demikian metode baru atau cara baru dalam melaksanakan metode yang ada seperti dalam proses pembelajaran dapat menjadi suatu upaya meningkatkan efektivitas pembelajaran.
Sementara itu inovasi dalam teknologi juga perlu diperhatikan mengingat banyak hasil-hasil teknologi yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, seperti penggunaannya untuk teknologi pembelajaran, prosedur supervise serta pengelolaan informasi pendidikan yang dapat meningkatkan efisiensi pelaksanaan pendidikan. 

Inovasi pendidikan dan model pembelajaran di Indonesia
a. Top Down Inovation
Inovasi model Top Down ini sengaja diciptakan oleh atasan (pemerintah) sebagai usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan atau pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan, ataupun sebagai usaha untuk meningkatkan efisiensi dan sebaginya. Inovasi seperti ini dilakukan dan diterapkan kepada bawahan dengan cara mengajak, menganjurkan dan bahkan memaksakan apa yang menurut pencipta itu baik untuk kepentingan bawahannya. Dan bawahan tidak punya otoritas untuk menolak pelaksanaannya.
Contoh :adalah yang dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasinal selama ini. Seperti penerapan kurikulum, kebijakan desentralisasi pendidikan dan lain-lain.
b. bottom up Inovation
Yaitu model ionovasi yang bersumber dan hasil ciptaan dari bawah dan dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan penyelenggaraan dan mutu pendidikan.Biasanya dilakukan oleh para guru.
c. Desentralisasi dan Demokratisasi pendidikan.
Perjalanan pendidikan nasional yang panjang mencapai suatu masa yang demokratis kalau tidak dapat disebut liberal-ketika pada saat ini otonomisasi pendidikan melalui berbagai instrument kebijakan, mulai UU No. 2 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, privatisasi perguruan tinggi negeri-dengan status baru yaitu Badan Hukum Milik Negara (BHMN) melalui PP No. 60 tahun 2000, sampai UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah yang mengatur konsep, sistem dan pola pendidikan, pembiayaan pendidikan, juga kewenangan di sektor pendidikan yang digariskan bagi pusat maupun daerah. Dalam konteks ini pula, pendidikan berusaha dikembalikan untuk melahirkan insan-insan akademis dan intelektual yang diharapkan dapat membangun bangsa secara demokratis, bukan menghancurkan bangsa dengan budaya-budaya korupsi kolusi dan nepotisme, dimana peran pendidikan (agama, moral dan kenegaraan) yang didapat dibangku sekolah dengan tidak semestinya.
Jika kita merujuk pada undang-undang Undang-Undang No.22 Tahun 1999 tentang otonomi pemerintahan daerah maka Desentralisasi pendidikan bisa diartikan sebagai pemberian kewenangan untuk mengatur pendidikan di daerah.
Ada dua konsep
desentralisasi pendidikan.
Pertama, desentralisasi kewenangan di sektor pendidikan.Desentralisasi lebih kepada kebijakan pendidikan dan aspek pendanaannya dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah.Kedua, desentralisasi pendidikan dengan fokus pada pemberian kewenangan yang lebih besar di tingkat sekolah.
Konsep pertama berkaitan dengan desentralisasi penyelenggaraan pemerintahan dari pusat ke daerah sebagai bagian demokratisasi.Konsep kedua lebih fokus mengenai pemberian kewenangan yang lebih besar kepada manajemen di tingkat sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
d. KTSP
KTSP yang dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan kurikulum yang bersifat operasional dan dilaksanakan dimasing-masing tingkat satuan pendidikan. Landasan hukum kurikulum ini yaitu Undang-undang Sikdiknas No. 20 Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan disusun oleh masing-masing sekolah dengan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI) untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah.Penyerahan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada tiap sekolah dengan mengacu pada Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan bertujuan agar kurikulum tersebut dapat disesuaikan dengan karakter dan tingkat kemampuan sekolah masing-masing.
Pedoman penilaian dan penentuan kelulusan peserta didik mengacu pada SKL yang meliputi kompetensi untuk kelompok mata pelajaran atau kompetensi untuk seluruh mata pelajaran yang dinilai berdasarkan kualifikasi kemampuan mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Standar isi merupakan ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.Standar isi merupakan pedoman untuk pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan.
e. Quantum learning
Quantum learning ialah kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yangdapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu prosesyang menyenangkan dan bermanfaat. Beberapa teknik yang dikemukakan merupakanteknik meningkatkan kemampuan diri yang sudah populer dan umum digunakan.Namun,Bobbi DePorter mengembangkan teknik-teknik yang sasaran akhirnya ditujukan untukmembantu para siswa menjadi responsif dan bergairah dalam menghadapi tantangan danperubahan realitas (yang terkait dengan sifat jurnalisme).Quantum learning berakar dariupaya Georgi Lozanov, pendidik berkebangsaan Bulgaria.Ia melakukan eksperimen yangdisebutnya suggestology (suggestopedia). Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pastimempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detil apa pun memberikan sugesti positif ataunegatif. Untuk mendapatkan sugesti positif, beberapa teknik digunakan.Para murid didalam kelas dibuat menjadi nyaman.Musik dipasang, partisipasi mereka didorong lebihjauh.Poster-poster besar, yang menonjolkan informasi, ditempel.Guru-guru yang terampildalam seni pengajaran sugestif bermunculan.
Selanjutnya Porter dkk mendefinisikan quantum learning sebagai “interaksi-interaksiyang mengubah energi menjadi cahaya.” Mereka mengasumsikan kekuatan energi sebagaibagian penting dari tiap interaksi manusia. Dengan mengutip rumus klasik E = mc2,mereka alihkan ihwal energi itu ke dalam analogi tubuh manusia yang “secara fisik adalahmateri”. “Sebagai pelajar, tujuan kita adalah meraih sebanyak mungkin cahaya: interaksi,hubungan, inspirasi agar menghasilkan energi cahaya”. Pada kaitan inilah, quantumlearning menggabungkan sugestologi, teknik pemercepatan belajar
f. Contextual Teaching and Learning /CTL
Pendekatan kontektual (Contextual Teaching and Learning /CTL) merupakankonsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengansituasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuanyang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluargadan masyarakat.Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagisiswa. Proses pembelajaran berlansung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja danmengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebihdipentingkan daripada hasil.
Dalam kelas kontektual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya.Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi.Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukansesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Sesuatu yang baru datang dari menemukansendiri bukan dari apa kata guru.Begitulah peran guru di kelas yang dikelola denganpendekatan kontekstual
g. cooperative learning
Model pembelajaran Cooperative Learning merupakan salah satu modelpembelajaran yang mendukung pembelajaran kontekstual.Sistem pengajaran CooperativeLearning dapat didefinisikan sebagai sistem kerja/ belajar kelompok yang terstruktur. Yangtermasuk di dalam struktur ini adalah lima unsur pokok (Johnson & Johnson, 1993), yaitusaling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlianbekerja sama, dan proses kelompok.
Falsafah yang mendasari pembelajaran Cooperative Learning (pembelajaran gotong royong) dalam pendidikan adalah “homo homini socius” yang menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial.Cooperative Learning adalah suatu strategi belajar mengajar yangmenekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antarasesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orangatau lebih.
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkanfaham konstruktivis.Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlahsiswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalammenyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerjasama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajarankooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belummenguasai bahan pelajaran.


a.      Active learning
Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkanpenggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapatmencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang merekamiliki. Di samping itu pembelajaran aktif (active learning) juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa/anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran.
b.      PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan)
PAKEMadalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasanasedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakangagasan. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalammembangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramahguru tentang pengetahuan. Sehingga, jika pembelajaran tidak memberikan kesempatankepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan denganhakikat belajar. Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasiyang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain.Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehinggamemenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh padabelajar sehingga waktu curah perhatiannya tinggi.Menurut hasil penelitian, tingginyawaktu curah terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklahcukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harusdikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memilikisejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif danmenyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya sepertibermain biasa.
c.       Kendala-kendala Dalam Inovasi Pendidikan
Kendala-kendala yang mempengaruhi keberhasilan usaha inovasi pendidikan
a.       konflik dan motivasi yang kurang sehat
b.      lemahnya berbagai faktor penunjang sehingga mengakibatkan tidak berkembangnyainovasi yang dihasilkan
c.       keuangan (finacial) yang tidak terpenuhi
d.       penolakan dari sekelompok tertentu atas hasil inovasi
e.       kurang adanya hubungan sosial dan publikasi (Subandiyah 1992:81).
d.       Penolakan (Resistance)
Ada beberapa hal mengapa inovasi sering ditolak atau tidak dapat diterima olehpara
pelaksanaan inovasi di lapangan atau di sekolah sebagai berikut:
1.      Sekolah atau guru tidak dilibatkan dalam proses perencanaan, penciptaan dan bahkanpelaksanaan inovasi tersebut, sehingga ide baru atau inovasi tersebut dianggapoleh guru. atau sekolah bukan miliknya, dan merupakan kepunyaan orang lain yangtidak perlu dilaksanakan, karena tidak sesuai dengan keinginan atau kondisi sekolah mereka.
2.      Guru ingin mempertahankan sistem atau metode yang mereka lakukan saat sekarang,karena sistem atau metode tersebut sudah mereka laksanakan bertahun-tahun dantidak ingin diubah. Disamping itu sistem yang mereka miliki dianggap oleh merekamemberikan rasa aman atau kepuasan serta sudah baik sesuai dengan pikiran mereka.Hal senada diungkapkan pula Day dkk (1987) dimana guru tetap mempertahankansistem yang ada.
3.       Inovasi yang baru yang dibuat oleh orang lain terutama dari pusat (khususnyaDepdiknas) belum sepenuhnya melihat kebutuhan dan kondisi yang dialami oleh gurudan siswa. Hal ini juga diungkapkan oleh Munro (1987:36) yang mengatakan bahwa"mismatch between teacher's intention and practice is important barrier to the successof the innovatory program".
4.       Inovasi yang diperkenalkan dan dilaksanakan yang berasal dari pusat merupakankecenderungan sebuah proyek dimana segala sesuatunya ditentukan oleh penciptainovasi dari pusat. Inovasi ini bisa terhenti kalau proyek itu selesai atau kalau finasialdan keuangannya sudah tidak ada lagi. Dengan demikian pihak sekolah atau guruhanya terpaksa melakukan perubahan sesuai dengan kehendak para inovator di pusatdan tidak punya wewenang untuk merubahnya.
5.      Kekuatan dan kekuasaan pusat yang sangat besar sehingga dapat menekan sekolah atau guru melaksanakan keinginan pusat, yang belum tentu sesuai dengan kemauan mereka dan situasi sekolah mereka.



e.       Faktor-Faktor Faktor-Faktor yang Perlu Diperhatikan Dalam Inovasi pendidikan
Untuk menghindari  penolakan seperti yang disebutkan di atas,faktor-faktor utama yang perlu diperhatikan dalam inovasi pendidikanadalah guru, siswa, kurikulum dan fasilitas, dan program/tujuan,
1.      Guru
Guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan merupakan pihakyang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Kepiawaian dankewibawaan guru sangat menentukan kelangsungan proses belajar mengajardi kelas maupun efeknya di luar kelas. Guru harus pandai membawasiswanya kepada tujuan yang hendak dicapai.Ada beberapa hal yang dapat membentuk kewibawaan guru antara lainadalah penguasaan materi yang diajarkan, metode mengajar yang sesuaidengan situasi dan kondisi siswa, hubungan antar individu, baik dengansiswa maupun antar sesama guru dan unsur lain yang terlibat dalamproses pendidikan seperti adminstrator, misalnya kepala sekolah dantata usaha serta masyarakat sekitarnya, pengalaman dan keterampilanguru itu sendiri.
Dengan demikian, maka dalam pembaharuan pendidikan, keterlibatan gurumulai dari perencanaan inovasi pendidikan sampai dengan pelaksanaandan evaluasinya memainkan peran yang sangat besar bagi keberhasilansuatu inovasi pendidikan. Tanpa melibatkan mereka, maka sangat mungkinmereka akan menolak inovasi yang diperkenalkan kepada mereka. Hal iniseperti diuraikan sebelumnya, karena mereka menganggap inovasi yangtidak melibatkan mereka adalah bukan miliknya yang harus dilaksanakan,tetapi sebaliknya mereka menganggap akan mengganggu ketenangan dankelancaran tugas mereka. Oleh karena itu, dalam suatu inovasipendidikan, gurulah yang utama dan pertama terlibat karena gurumempunyai peran yang luas sebagai pendidik, sebagai orang tua, sebagaiteman, sebagai dokter, sebagi motivator dan lain sebagainya. (Wright, 1987)
2.      Siswa
Sebagai obyek utama dalam pendidikan terutama dalam proses belajarmengajar, siswa memegang peran yang sangat dominan. Dalam prosesbelajar mengajar, siswa dapat menentukan keberhasilan belajar melaluipenggunaan intelegensia, daya motorik, pengalaman, kemauan dankomitmen yang timbul dalam diri mereka tanpa ada paksaan. Hal ini bias terjadi apabila siswa juga dilibatkan dalam proses inovasi pendidikan,walaupun hanya dengan mengenalkan kepada mereka tujuan dari padaperubahan itu mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan,sehingga apa yang mereka lakukan merupakan tanggung jawab bersama yangharus dilaksanakan dengan konsekwen. Peran siswa dalam inovasipendidikan tidak kalah pentingnya dengan peran unsur-unsur lainnya,karena siswa bisa sebagai penerima pelajaran, pemberi materi pelajaranpada sesama temannya, petunjuk, dan bahkan sebagai guru.Oleh karenaitu, dalam memperkenalkan inovasi pendidikan sampai denganpenerapannya, siswa perlu diajak atau dilibatkan sehingga mereka tidaksaja menerima dan melaksanakan inovasi tersebut, tetapi jugamengurangi resistensi seperti yang diuraikan sebelumnya.
3.      Kurikulum
Kurikulum pendidikan, lebih sempit lagi kurikulum sekolah meliputiprogram pengajaran dan perangkatnya merupakan pedoman dalampelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Oleh karena itukurikulum sekolah dianggap sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkandalam proses belajar mengajar di sekolah, sehingga dalam pelaksanaaninovasi pendidikan, kurikulum memegang peranan yang sama denganunsur-unsur lain dalam pendidikan. Tanpa adanya kurikulum dan tanpamengikuti program-program yang ada di dalamya, maka inovasi pendidikantidak akan berjalan sesuai dengan tujuan inovasi itu sendiri. Olehkarena itu, dalam pembahruan pendidikan, perubahan itu hendaknyasesuai dengan perubahan kurikulum atau perubahan kurikulum diikutidengan pembaharuan pendidikan dan tidak mustahil perubahan darikedua-duanya akan berjalan searah.
4.      Fasilitas
Fasilitas, termasuk sarana dan prasarana pendidikan, tidak bias diabaikan dalam dalam proses pendidikan khususnya dalam proses belajarmengajar. Dalam pembahruan pendidikan, tentu saja fasilitas merupakanhal yang ikut mempengaruhi kelangsungan inovasi yang akan diterapkan.
Tanpa adanya fasilitas, maka pelaksanaan inovasi pendidikan akanbias dipastikan tidak akan berjalan dengan baik. Fasilitas, terutamafasilitas belajar mengajar merupakan hal yang esensial dalammengadakan perubahan dan pembahruan pendidikan.Oleh karena itu, jikadalam menerapkan suatu inovasi pendidikan, fasilitas perludiperhatikan.Misalnya ketersediaan gedung sekolah, bangku, meja dansebagainya.

5.      Lingkup Sosial Masyarakat.
Dalam menerapakan inovasi pendidikan, ada hal yang tidak secaralangsung terlibat dalam perubahan tersebut tapi bisa membawa dampak,baik positif maupun negatif, dalam pelaklsanaan pembahruan pendidikan.Masyarakat secara tidak langsung atau tidak langsung, sengaja maupuntidak, terlibat dalam pendidikan. Sebab, apa yang ingin dilakukandalam pendidikan sebenarnya mengubah masyarakat menjadi lebih baikterutama masyarakat di mana peserta didik itu berasal. Tanpamelibatkan masyarakat sekitarnya, inovasi pendidikan tentu akanterganggu, bahkan bisa merusak apabila mereka tidak diberitahu ataudilibatkan. Keterlibatan masyarakat dalam inovasi pendidikansebaliknya akan membantu inovator dan pelaksana inovasi dalammelaksanakan inovasi pendidikan.

8 komentar: