Perkembangan Pendidikan
Tidak bisa diragukan lagi
bahwasanya manusia tak akan terlepas dengan mengeksplorasi segala sumber daya
yang dimilikinya. Dengan cara mencurahkan segala daya dan kemampuanya untuk
selalu berinofasi menemukan sesuatu yang baru yang dapat membantu hidupnya menjadi
lebih baik. Jika manusia tidak menggali segala kemampuanya maka ia akan
tertinggal bahkan tergerus oleh zaman yang selalu berkembang.
Dalam dunia pendidikan Inovasi
adalah hal yang mutlak dilakukan karena tanpa inovasi akan terjadi kemandekan
pada dunia pendidikan yang kemudian berimbas pada pada elemen-elemen kehidupan
yang lain seperti politik, ekonomi, social dan lain-lain
.
Pengertian Inovasi
Pendidikan
Berbicara mengenai inovasi
(pembaharuan) mengingatkan kita pada istilah invention dan discovery.Invention
adalah penemuan sesuatu yang benar-benar baru artinya hasil karya
manuasia.Discovery adalah penemuan sesuatu (benda yang sebenarnya telah ada
sebelumnya.Dengan demikian, inovasi dapat diartikan usaha menemukan benda yang
baru dengan jalan melakukan kegiatan (usaha) invention dan discovery.Dalam
kaitan ini Ibrahim (1989) mengatakan bahwa inovasi adalah penemuan yang dapat
berupa sesuatu ide, barang, kejadian, metode yang diamati sebagai sesuatu hal
yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat).Maka dapat ditarik
kesimpulan Ibahwa Inovasi pendidikan adalah penemuan yang dapat berupa sesuatu
ide, barang, kejadian, metode yang diamati sebagai sesuatu hal yang baru bagi
dunia pendidkan. Contoh bidangnya adalah Managerial, Teknologi, dan Kurikulum
Inovasi yang berbentuk metode dapat berdampak pada perbaikan, meningkatkan
kualitas pendidikan serta sebagai alat atau cara baru dalam memecahkan masalah
yang dihadapi dalam kegiatan pendidikan. Dengan demikian metode baru atau cara
baru dalam melaksanakan metode yang ada seperti dalam proses pembelajaran dapat
menjadi suatu upaya meningkatkan efektivitas pembelajaran.
Sementara itu inovasi dalam
teknologi juga perlu diperhatikan mengingat banyak hasil-hasil teknologi yang
dapat dipergunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, seperti
penggunaannya untuk teknologi pembelajaran, prosedur supervise serta
pengelolaan informasi pendidikan yang dapat meningkatkan efisiensi pelaksanaan
pendidikan.
Inovasi pendidikan dan model pembelajaran di
Indonesia
a. Top Down Inovation
Inovasi model
Top Down ini sengaja diciptakan oleh atasan (pemerintah) sebagai usaha untuk
meningkatkan mutu pendidikan atau pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan,
ataupun sebagai usaha untuk meningkatkan efisiensi dan sebaginya. Inovasi
seperti ini dilakukan dan diterapkan kepada bawahan dengan cara mengajak,
menganjurkan dan bahkan memaksakan apa yang menurut pencipta itu baik untuk
kepentingan bawahannya. Dan bawahan tidak punya otoritas untuk menolak
pelaksanaannya.
Contoh :adalah yang dilakukan oleh
Departemen Pendidikan Nasinal selama ini. Seperti penerapan kurikulum,
kebijakan desentralisasi pendidikan dan lain-lain.
b. bottom up Inovation
Yaitu model ionovasi yang
bersumber dan hasil ciptaan dari bawah dan dilaksanakan sebagai upaya untuk
meningkatkan penyelenggaraan dan mutu pendidikan.Biasanya dilakukan oleh para
guru.
c. Desentralisasi dan
Demokratisasi pendidikan.
Perjalanan pendidikan nasional
yang panjang mencapai suatu masa yang demokratis kalau tidak dapat disebut
liberal-ketika pada saat ini otonomisasi pendidikan melalui berbagai instrument
kebijakan, mulai UU No. 2 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
privatisasi perguruan tinggi negeri-dengan status baru yaitu Badan Hukum Milik
Negara (BHMN) melalui PP No. 60 tahun 2000, sampai UU No. 32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah dan UU No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah yang mengatur konsep, sistem
dan pola pendidikan, pembiayaan pendidikan, juga kewenangan di sektor
pendidikan yang digariskan bagi pusat maupun daerah. Dalam konteks ini pula,
pendidikan berusaha dikembalikan untuk melahirkan insan-insan akademis dan intelektual
yang diharapkan dapat membangun bangsa secara demokratis, bukan menghancurkan
bangsa dengan budaya-budaya korupsi kolusi dan nepotisme, dimana peran
pendidikan (agama, moral dan kenegaraan) yang didapat dibangku sekolah dengan
tidak semestinya.
Jika kita merujuk pada
undang-undang Undang-Undang No.22 Tahun 1999 tentang otonomi pemerintahan
daerah maka Desentralisasi pendidikan bisa diartikan sebagai pemberian
kewenangan untuk mengatur pendidikan di daerah.
Ada dua konsep desentralisasi pendidikan.
Pertama, desentralisasi kewenangan
di sektor pendidikan.Desentralisasi lebih kepada kebijakan pendidikan dan aspek
pendanaannya dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah.Kedua, desentralisasi
pendidikan dengan fokus pada pemberian kewenangan yang lebih besar di tingkat
sekolah.
Konsep pertama berkaitan dengan
desentralisasi penyelenggaraan pemerintahan dari pusat ke daerah sebagai bagian
demokratisasi.Konsep kedua lebih fokus mengenai pemberian kewenangan yang lebih
besar kepada manajemen di tingkat sekolah untuk meningkatkan kualitas
pendidikan.
d. KTSP
KTSP yang dikenal dengan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan merupakan kurikulum yang bersifat operasional dan
dilaksanakan dimasing-masing tingkat satuan pendidikan. Landasan hukum
kurikulum ini yaitu Undang-undang Sikdiknas No. 20 Tahun 2003 dan Peraturan
Pemerintah No. 15 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan disusun oleh masing-masing sekolah dengan mengacu pada Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI) untuk jenjang pendidikan dasar
dan menengah.Penyerahan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada
tiap sekolah dengan mengacu pada Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan
bertujuan agar kurikulum tersebut dapat disesuaikan dengan karakter dan tingkat
kemampuan sekolah masing-masing.
Pedoman penilaian dan penentuan
kelulusan peserta didik mengacu pada SKL yang meliputi kompetensi untuk
kelompok mata pelajaran atau kompetensi untuk seluruh mata pelajaran yang
dinilai berdasarkan kualifikasi kemampuan mencakup sikap, pengetahuan dan
keterampilan.
Standar isi merupakan ruang
lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam persyaratan
kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian kompetensi mata pelajaran, dan
silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu.Standar isi merupakan pedoman untuk pengembangan kurikulum
tingkat satuan pendidikan.
e. Quantum learning
Quantum learning ialah kiat,
petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yangdapat mempertajam pemahaman
dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu prosesyang menyenangkan dan
bermanfaat. Beberapa teknik yang dikemukakan merupakanteknik meningkatkan
kemampuan diri yang sudah populer dan umum digunakan.Namun,Bobbi DePorter
mengembangkan teknik-teknik yang sasaran akhirnya ditujukan untukmembantu para
siswa menjadi responsif dan bergairah dalam menghadapi tantangan danperubahan
realitas (yang terkait dengan sifat jurnalisme).Quantum learning berakar
dariupaya Georgi Lozanov, pendidik berkebangsaan Bulgaria.Ia melakukan
eksperimen yangdisebutnya suggestology (suggestopedia). Prinsipnya adalah bahwa
sugesti dapat dan pastimempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detil apa
pun memberikan sugesti positif ataunegatif. Untuk mendapatkan sugesti positif,
beberapa teknik digunakan.Para murid didalam kelas dibuat menjadi nyaman.Musik
dipasang, partisipasi mereka didorong lebihjauh.Poster-poster besar, yang
menonjolkan informasi, ditempel.Guru-guru yang terampildalam seni pengajaran
sugestif bermunculan.
Selanjutnya Porter dkk
mendefinisikan quantum learning sebagai “interaksi-interaksiyang mengubah
energi menjadi cahaya.” Mereka mengasumsikan kekuatan energi sebagaibagian
penting dari tiap interaksi manusia. Dengan mengutip rumus klasik E = mc2,mereka
alihkan ihwal energi itu ke dalam analogi tubuh manusia yang “secara fisik
adalahmateri”. “Sebagai pelajar, tujuan kita adalah meraih sebanyak mungkin
cahaya: interaksi,hubungan, inspirasi agar menghasilkan energi cahaya”. Pada
kaitan inilah, quantumlearning menggabungkan sugestologi, teknik pemercepatan
belajar
f. Contextual Teaching and
Learning /CTL
Pendekatan kontektual (Contextual
Teaching and Learning /CTL) merupakankonsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengansituasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuanyang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluargadan
masyarakat.Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna
bagisiswa. Proses pembelajaran berlansung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa
bekerja danmengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa.
Strategi pembelajaran lebihdipentingkan daripada hasil.
Dalam kelas kontektual, tugas guru
adalah membantu siswa mencapai tujuannya.Maksudnya, guru lebih banyak berurusan
dengan strategi daripada memberi informasi.Tugas guru mengelola kelas sebagai
sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukansesuatu yang baru bagi anggota
kelas (siswa). Sesuatu yang baru datang dari menemukansendiri bukan dari apa
kata guru.Begitulah peran guru di kelas yang dikelola denganpendekatan
kontekstual
g. cooperative learning
Model pembelajaran Cooperative
Learning merupakan salah satu modelpembelajaran yang mendukung pembelajaran
kontekstual.Sistem pengajaran CooperativeLearning dapat didefinisikan sebagai
sistem kerja/ belajar kelompok yang terstruktur. Yangtermasuk di dalam struktur
ini adalah lima unsur pokok (Johnson & Johnson, 1993), yaitusaling
ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal,
keahlianbekerja sama, dan proses kelompok.
Falsafah yang mendasari
pembelajaran Cooperative Learning (pembelajaran gotong royong) dalam
pendidikan
adalah “homo homini socius” yang menekankan bahwa manusia adalah makhluk
sosial.Cooperative Learning adalah suatu strategi belajar mengajar
yangmenekankan pada sikap atau
perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di
antarasesama dalam struktur kerjasama yang
teratur dalam kelompok, yang terdiri
dari dua orangatau lebih.Pembelajaran kooperatif adalah salah
satu bentuk
pembelajaran yang berdasarkanfaham konstruktivis.Pembelajaran kooperatif
merupakan
strategi belajar dengan sejumlahsiswa sebagai anggota kelompok kecil
yang tingkat kemampuannya
berbeda. Dalammenyelesaikan tugas kelompoknya, setiap
siswa anggota kelompok harus saling
bekerjasama dan saling membantu untuk
memahami materi pelajaran. Dalam pembelajarankooperatif,
belajar dikatakan
belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belummenguasai bahan
pelajaran.
a.
Active learning
Pembelajaran
aktif (active learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkanpenggunaan semua
potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapatmencapai
hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang
merekamiliki. Di samping itu pembelajaran aktif (active learning) juga
dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa/anak didik agar tetap tertuju pada
proses pembelajaran.
b.
PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif,
Efektif, dan Menyenangkan)
PAKEMadalah
singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.Aktif
dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan
suasanasedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan
mengemukakangagasan. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si
pembelajar dalammembangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya
menerima kucuran ceramahguru tentang pengetahuan. Sehingga, jika pembelajaran
tidak memberikan kesempatankepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran
tersebut bertentangan denganhakikat belajar. Peran aktif dari siswa sangat
penting dalam rangka pembentukan generasiyang kreatif, yang mampu menghasilkan
sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain.Kreatif juga dimaksudkan agar
guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehinggamemenuhi berbagai
tingkat kemampuan siswa.Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang
menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh padabelajar
sehingga waktu curah perhatiannya tinggi.Menurut hasil penelitian,
tingginyawaktu curah terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan
menyenangkan tidaklahcukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak
menghasilkan apa yang harusdikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung,
sebab pembelajaran memilikisejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai.
Jika pembelajaran hanya aktif danmenyenangkan tetapi tidak efektif, maka
pembelajaran tersebut tak ubahnya sepertibermain biasa.
c.
Kendala-kendala Dalam Inovasi Pendidikan
Kendala-kendala
yang mempengaruhi keberhasilan usaha inovasi pendidikan
a.
konflik dan motivasi yang kurang sehat
b.
lemahnya berbagai faktor penunjang sehingga
mengakibatkan tidak berkembangnyainovasi yang dihasilkan
c.
keuangan (finacial) yang tidak terpenuhi
d.
penolakan
dari sekelompok tertentu atas hasil inovasi
e.
kurang adanya hubungan sosial dan publikasi
(Subandiyah 1992:81).
d.
Penolakan (Resistance)
Ada beberapa
hal mengapa inovasi sering ditolak atau tidak dapat diterima olehpara
pelaksanaan inovasi di lapangan atau di sekolah sebagai
berikut:
1.
Sekolah atau guru tidak dilibatkan dalam proses
perencanaan, penciptaan dan bahkanpelaksanaan inovasi tersebut, sehingga ide
baru atau inovasi tersebut dianggapoleh guru. atau sekolah bukan miliknya, dan
merupakan kepunyaan orang lain yangtidak perlu dilaksanakan, karena tidak
sesuai dengan keinginan atau kondisi sekolah mereka.
2.
Guru ingin mempertahankan sistem atau metode
yang mereka lakukan saat sekarang,karena sistem atau metode tersebut sudah
mereka laksanakan bertahun-tahun dantidak ingin diubah. Disamping itu sistem
yang mereka miliki dianggap oleh merekamemberikan rasa aman atau kepuasan serta
sudah baik sesuai dengan pikiran mereka.Hal senada diungkapkan pula Day dkk
(1987) dimana guru tetap mempertahankansistem yang ada.
3.
Inovasi
yang baru yang dibuat oleh orang lain terutama dari pusat (khususnyaDepdiknas)
belum sepenuhnya melihat kebutuhan dan kondisi yang dialami oleh gurudan siswa.
Hal ini juga diungkapkan oleh Munro (1987:36) yang mengatakan
bahwa"mismatch between teacher's intention and practice is important
barrier to the successof the innovatory program".
4.
Inovasi
yang diperkenalkan dan dilaksanakan yang berasal dari pusat
merupakankecenderungan sebuah proyek dimana segala sesuatunya ditentukan oleh
penciptainovasi dari pusat. Inovasi ini bisa terhenti kalau proyek itu selesai
atau kalau finasialdan keuangannya sudah tidak ada lagi. Dengan demikian pihak
sekolah atau guruhanya terpaksa melakukan perubahan sesuai dengan kehendak para
inovator di pusatdan tidak punya wewenang untuk merubahnya.
5.
Kekuatan dan kekuasaan pusat yang sangat besar
sehingga dapat menekan sekolah atau guru melaksanakan keinginan pusat, yang
belum tentu sesuai dengan kemauan mereka dan situasi sekolah mereka.
e.
Faktor-Faktor Faktor-Faktor yang Perlu
Diperhatikan Dalam Inovasi pendidikan
Untuk menghindari penolakan seperti yang disebutkan di
atas,faktor-faktor utama yang perlu diperhatikan dalam inovasi pendidikanadalah
guru, siswa, kurikulum dan fasilitas, dan program/tujuan,
- 1. Guru
Guru sebagai
ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan merupakan pihakyang sangat
berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Kepiawaian dankewibawaan guru sangat
menentukan kelangsungan proses belajar mengajardi kelas maupun efeknya di luar
kelas. Guru harus pandai membawasiswanya kepada tujuan yang hendak dicapai.Ada
beberapa hal yang dapat membentuk kewibawaan guru antara lainadalah penguasaan
materi yang diajarkan, metode mengajar yang sesuaidengan situasi dan kondisi
siswa, hubungan antar individu, baik dengansiswa maupun antar sesama guru dan
unsur lain yang terlibat dalamproses pendidikan seperti adminstrator, misalnya
kepala sekolah dantata usaha serta masyarakat sekitarnya, pengalaman dan
keterampilanguru itu sendiri.
Dengan
demikian, maka dalam pembaharuan pendidikan, keterlibatan gurumulai dari
perencanaan inovasi pendidikan sampai dengan pelaksanaandan evaluasinya
memainkan peran yang sangat besar bagi keberhasilansuatu inovasi pendidikan.
Tanpa melibatkan mereka, maka sangat mungkinmereka akan menolak inovasi yang
diperkenalkan kepada mereka. Hal iniseperti diuraikan sebelumnya, karena mereka
menganggap inovasi yangtidak melibatkan mereka adalah bukan miliknya yang harus
dilaksanakan,tetapi sebaliknya mereka menganggap akan mengganggu ketenangan
dankelancaran tugas mereka. Oleh karena itu, dalam suatu inovasipendidikan,
gurulah yang utama dan pertama terlibat karena gurumempunyai peran yang luas
sebagai pendidik, sebagai orang tua, sebagaiteman, sebagai dokter, sebagi
motivator dan lain sebagainya. (Wright, 1987)
- 2. Siswa
Sebagai obyek
utama dalam pendidikan terutama dalam proses belajarmengajar, siswa memegang
peran yang sangat dominan. Dalam prosesbelajar mengajar, siswa dapat menentukan
keberhasilan belajar melaluipenggunaan intelegensia, daya motorik, pengalaman,
kemauan dankomitmen yang timbul dalam diri mereka tanpa ada paksaan. Hal ini
bias terjadi apabila siswa juga dilibatkan dalam proses inovasi
pendidikan,walaupun hanya dengan mengenalkan kepada mereka tujuan dari
padaperubahan itu mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan,sehingga apa
yang mereka lakukan merupakan tanggung jawab bersama yangharus dilaksanakan
dengan konsekwen. Peran siswa dalam inovasipendidikan tidak kalah pentingnya
dengan peran unsur-unsur lainnya,karena siswa bisa sebagai penerima pelajaran,
pemberi materi pelajaranpada sesama temannya, petunjuk, dan bahkan sebagai
guru.Oleh karenaitu, dalam memperkenalkan inovasi pendidikan sampai
denganpenerapannya, siswa perlu diajak atau dilibatkan sehingga mereka tidaksaja
menerima dan melaksanakan inovasi tersebut, tetapi jugamengurangi resistensi
seperti yang diuraikan sebelumnya.
- 3. Kurikulum
Kurikulum
pendidikan, lebih sempit lagi kurikulum sekolah meliputiprogram pengajaran dan
perangkatnya merupakan pedoman dalampelaksanaan pendidikan dan pengajaran di
sekolah. Oleh karena itukurikulum sekolah dianggap sebagai bagian yang tidak
dapat dipisahkandalam proses belajar mengajar di sekolah, sehingga dalam
pelaksanaaninovasi pendidikan, kurikulum memegang peranan yang sama denganunsur-unsur
lain dalam pendidikan. Tanpa adanya kurikulum dan tanpamengikuti
program-program yang ada di dalamya, maka inovasi pendidikantidak akan berjalan
sesuai dengan tujuan inovasi itu sendiri. Olehkarena itu, dalam pembahruan
pendidikan, perubahan itu hendaknyasesuai dengan perubahan kurikulum atau
perubahan kurikulum diikutidengan pembaharuan pendidikan dan tidak mustahil
perubahan darikedua-duanya akan berjalan searah.
- 4. Fasilitas
Fasilitas,
termasuk sarana dan prasarana pendidikan, tidak bias diabaikan dalam dalam
proses pendidikan khususnya dalam proses belajarmengajar. Dalam pembahruan
pendidikan, tentu saja fasilitas merupakanhal yang ikut mempengaruhi
kelangsungan inovasi yang akan diterapkan.
Tanpa adanya
fasilitas, maka pelaksanaan inovasi pendidikan akanbias dipastikan tidak akan
berjalan dengan baik. Fasilitas, terutamafasilitas belajar mengajar merupakan
hal yang esensial dalammengadakan perubahan dan pembahruan pendidikan.Oleh
karena itu, jikadalam menerapkan suatu inovasi pendidikan, fasilitas
perludiperhatikan.Misalnya ketersediaan gedung sekolah, bangku, meja
dansebagainya.
- 5. Lingkup Sosial Masyarakat.
Dalam
menerapakan inovasi pendidikan, ada hal yang tidak secaralangsung terlibat
dalam perubahan tersebut tapi bisa membawa dampak,baik positif maupun negatif,
dalam pelaklsanaan pembahruan pendidikan.Masyarakat secara tidak langsung atau
tidak langsung, sengaja maupuntidak, terlibat dalam pendidikan. Sebab, apa yang
ingin dilakukandalam pendidikan sebenarnya mengubah masyarakat menjadi lebih
baikterutama masyarakat di mana peserta didik itu berasal. Tanpamelibatkan
masyarakat sekitarnya, inovasi pendidikan tentu akanterganggu, bahkan bisa
merusak apabila mereka tidak diberitahu ataudilibatkan. Keterlibatan masyarakat
dalam inovasi pendidikansebaliknya akan membantu inovator dan pelaksana inovasi
dalammelaksanakan inovasi pendidikan.
okee banget :)
BalasHapusBaguss.. :)
BalasHapusSIPPPP
BalasHapusbaik....
BalasHapus